Latar Belakang

Konsumsi batubara domestik diperkirakan hanya mencapai 141 juta ton tahun ini, atau lebih rendah dibanding target awal Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 155 juta ton, seperti kata seorang pejabat.

Rendahnya konsumsi batubara domestik disebabkan oleh turunnya konsumsi listrik di tengah merebaknya pandemi COVID-19.

Hingga April 2020, realisasi DMO adalah 42.84 juta ton atau setara dengan 27.16 persen dari total target sepanjang tahun ini.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memproyeksikan produksi batubara dalam negeri berjumlah 550 juta ton tahun ini, di mana 155 juta ton dialokasikan untuk konsumsi domestik berdasarkan kebijakan DMO.

Dari alokasi 155 juta ton, sebanyak 109 juta ton diproyeksikan akan diserap oleh PT PLN sebagai konsumen batubara terbesar di dalam negeri. Industri pemrosesan dan pemurnian mineral diproyeksikan menyerap 6.54 juta ton batubara. Sisanya akan diserap oleh industri pupuk, semen, tekstil, kertas dan briket.

CoalAsia dan Petromindo akan menyelenggarakan webinar untuk mengulas permintaan batubara domestik seusai pandemi COVID-19.

Webinar ini akan mengulas tentang:

• Tren terbaru konsumsi batubara domestik akibat pandemi COVID-19
• Bagaimana permintaan batubara dari Independent Power Producer (IPP)?
• Bagaimana konsumsi batubara di industri pemrosesan dan pemurnian mineral?
• Memahami tren konsumsi batubara PLN di era new normal: apa yang berubah akibat COVID-19?
• Bagaimana respons produsen batubara Indonesia terhadap skenario new normal?